BUDAYA ORGANISASI, PERILAKU DISFUNGSIONAL DAN KINERJA PADA TAHAP PERENCANAAN ANGGARAN

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh perilaku disfungtional sebagai variabel mediator yang mengkorelasikan perilaku organisasi dan kinerja pegawai negeri. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksplanatori, dengan menggunakan Pemerintah Daerah Sumenep, Indonesia sebagai obyek penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pejabat struktural yang bekerja di kantor dinas di Kabupaten Sumenep yang terdiri dari 16 kantor dinas. Dari 317 kuesioner yang disebar kepada responden hanya 162 kuesioner yang dapat diolah dan menjadi sample penelitian. Data dianalisis menggunakan Partial Least Square (PLS). Hasil penelitian menunjukkan tidak ada pengaruh penganggaran partisipasi pada kinerja aparatur baik secara langsung atau melalui perilaku disfungtional sebagai variabel moderasi. Sedangkan budaya organisasi memberikan pengaruh terhadap kinerja aparatur dan perilaku disfungtional secara langsung. Penelitian ini menemukan bahwa perilaku disfungtional belum mampu memoderasi hubungan partisipasi penganggaran dan budaya organisasi pada kinerja aparatur lokal. Budaya organisasi dapat mempengaruhi kinerja perilaku disfungtional petugas dan pejabat. Budaya organisasi memberi pengaruh lebih besar pada partisipasi penganggaran pada kinerja aparatur lokal.